Keadaan tak terduga ketika situasi terburu – buru

Suatu ketika kita sekeluarga melakukan perjalanan antar kota yang membutuhkan waktu sekitar 7-8 jam. Perjalanan kali ini kita agak diburu – buru karena sang Ibu memiliki agenda untuk menghadiri acara pendidikan di komunitasnya, yang dimulai pada pukul 19:00. Sementara kita baru mulai perjalanan pada pukul 09:30, yang seharusnya memiliki waktu yang pas. … … jika segala sesuatunya sesuai prediksi.

Hingga pukul 13:00 dengan kecepatan diatas rata – rata namun tetap dalam kendali untuk memastikan tetap aman untuk kendaraan sendiri maupun kendaraan disekitar, juga termasuk penghuni – penghuni didalamnya. Dan ketika melihat estimasi di maps, kita bisa tiba lebih cepat. Maka dari itu kita memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di tempat istirahat untuk melaksanakan sholat dan makan siang.

Untuk mempercepat proses makan siang dan sholat, kita lakukan secara bergantian antara group Ibu dan putri dengan Ayah dan putra. Tempat makan saat itu terhitung sepi, mungkin hanya ada sekitar 3 keluarga saja (termasuk kita).

Kemudian masuk rombongan keluarga (ke 4) yang ada anak bayi-nya. Mereka memesan makanan, kemudian mengambil meja di pojokan dekat pintu masuk. Tak lama Bapak dari rombongan ke 4 itu menghampiri kami yang sedang asik bercengkerama dan menikmati hidangan, beliau memberikan satu porsi makanan mereka ke kami dan berkata “pak, ini untuk anaknya yah … saya belinya kebanyakan”.

Awalnya kita coba untuk menolak karena takutnya kita juga gak sanggup menghabiskan, namun karena beliau tetap memberikan. Akhirnya kita pun terima pemberiannya dan mengucapkan terima kasih ke bapak dan keluarganya.

Setelah selesai makan siang, kita segera melanjutkan perjalanan dengan kendaraan mungil idola kami. Informasi di maps pun masih menunjukkan estimasi yang akan tiba di lokasi tujuan sesuai jadwal.

Sekitar 70% perjalanan dimulai dengan lancar, namun ternyata di sisa 30% perjalanan situasi menjadi berbeda. Terdapat perbaikan jalan yang mengharuskan kendaraan saling bergantian jalan dan ditambah juga kepadatan lalu lintasĀ  yang lebih ramai, mungkin karena situasi liburan panjang. Waktu estimasi di maps pun bertambah – bertambah dan mendekati waktu istri untuk menghadiri acara.

Rencana awalnya kita mau mampir makan malam di tempat makan favorit kami, namun mengingat kemacetan yang terjadi, kita pun mengurungkan niat untuk makan malam. Seketika kita teringat bahwa kita menerima pemberian makanan dari bapak – bapak di tempat istirahat siang tadi. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Anak – anak pun jadinya bisa makan malam sambil tetap berkendara.

Dan pada akhirnya kita mencapai tujuan pada pukul 18:15, Alhamdulillah kita masih sempat untuk sholat maghrib dan Ibu-nya ada waktu untuk mempersiapkan acaranya yang diselenggarakan secara online.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.