“Moo..” ucap seekor sapi.
“Kenapa?” jawab si penggembala sapi.
“Moo.. Moo..” jawab sapi
“Kamu sedih ya?” tanya si penggembala.
Sapi hanya merenung diam tanpa menjawab pertanyaan si Penggembala.
“Ya kamu pasti sedih, esok adalah hari raya iedul adha. Tetapi sepatutnya kamu bersuka cita menyambutnya wahai sapi. Kenapa? karena kamulah yang terpilih dan kamu akan ditempatkan di surga Allah wahai sapi. Akupun iri sebagai manusia kepada mu wahai Sapi” ujar si penggembala.
“Moo.. Moo.. Moo..” tolak Sapi.
“Bukan ? Kenapa bukan Sapi” tanya si penggembala yang penasaran
“Moo.. Moo..” jawab sedih Sapi.
“Aahh kamu sapi buat aku pusing. Sudahlah Ayo senang. Semoga hari ini kamu bertemu dengan pembeli kurban” jawab si Penggembala.
Sapi pun diajak si penggembala menemui pembeli kurban. Ketika berjalan bersama Sapi pun hanya bisa mengikuti dengan sabar mengikuti si penggembala.
Ketika berjalan si penggembala sapi pun terdiam dan bertanya kenapa sapi-sapinya begitu sedih padahal besok hari istimewa bagi mereka. Baru setengah perjalanan untuk bertemu calon pembeli hewan kurban. Si penggembala ajak sapi-sapi untuk makan dahulu dan penggembala pun ingin beristirahat sejenak.
“Wah cukup jauh juga perjalanan kita Sapi untuk bertemu calon pembeli. Lihat disana aku menemukan lapangan rumput yang besar. Ayo kita istirahat. Kamu makan dulu aku pun ingin duduk sejenak di bawah pohon” ucap si penggembala.
Dilepaskanlah sapi si penggembala untuk makan di rumput, si penggembala melihat dengan santai sambil menikmati semilir angin yang berhembus kepadanya. Si penggembala pun merasa ingin tertidur sejenak dan benar si penggembala pun tertidur.
“Moo.. Moo.. Moo…” sapi melihat si penggembala.
(Dalam bahasa sapi)
“Tahukan kamu penggembala, saya merasa sedih dengan perayaan hari kurban ini. Saya melihat para manusia akhir-akhir ini membeli hewan kurban bukan dengan niat berkurban untuk mencari ridho Allah tapi mereka membeli hanya untuk sebuah pujian wahai pengembala. Mereka membeli kami untuk menunjukkan kekayaan mereka kepada khalayak ramai. Tahukah kamu penggembala kisah kami berasal? Kami berasal dari kesabaran Nabi Ibrahim dan keihlasan Nabi Ismail untuk melaksanakan perintah Allah.
Dahulu Nabi Ibrahim tidak memiliki keturunan, sampai akhirnya beliau mendapatkan keturunan di usia tidak muda lagi. Beliau begitu bangga akan lahirnya anak laki-laki yang sudah ditunggu sejak lama. Anak laki-laki tersebut adalah Ismail yang artinya Allah telah mendengar doa Nabi Ibrahim untuk mendapatkan anak.
Disanalah Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi seruan dari Allah untuk meminta Nabi Ibrahim mengurbankan anak satu-satunya yaitu Ismail. Nabi Ibrahim pun menyanggupi dan begitu sedih tapi demi kepatuhannya kepada Allah iapun melaksanakannya. Nabi Ibrahim pun memanggil Nabi Ismail dan menceritakan mimpinya. Dan tahukan kamu penggembala jawab Nabi Ismail.
Nabi Ismail menjawab “Hai Bapakku, Kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. InsyaAllah. Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” QS As Shaffat : 102.
Begitulah penggembala. Aku ingin bertemu keikhlasan dan pengorbanan manusia ketika membeli hewan kurban. Dengan niat seperti itulah aku pun bisa bersuka cita menyambutnya. Wahai penggembala. Bantulah kami bertemu pembeli hewan kurban dengan seperti ini. InsyaAllah kamipun senang dan akan disayang oleh Allah.
Ya Allah ya tuhanku sampaikan lah curahan hari kami kepada si penggembala. Semoga penggembala mendengarkannya” kata Sapi berdoa kepada Allah.
(Kembali ke bahasa penggembala)
Allahpun mendengar doa Sapi. Allah pun membuka tabir mimpi kepada si penggembala dan menyampaikan perasaan sedih si sapi.
Seketika itu, penggembala pun terbangun dari tidurnya dengan perasaan sedih dan menangis. Penggembala merasakan kesedihan sapi. Penggembala pun terbangun lalu mencari sapinya dan dielus para sapi sambil berujar.
“Wahai sapi-sapiku. maafkanlan diriku ini yang hanya memikirkan duniawi, hanya memikirkan keuntungan tapi tidak memahami perasaan kalian semua. InsyaAllah saya bantu kalian semua untuk dapat bersuka cita dalam hari raya Iedul Adha besok. InsyaAllah aku akan bantu mencari calon pembeli yang amanah seperti yang kalian harapkan. Terimakasih Sapi telah mengajarkan kesabaran dan keikhlasan kepadaku.. ” ujar si penggembala.
“Moo… Moo.. Moo.. Moo.. Moo..” ucap Sapi senang.
Dan akhirnya penggembala sapi dan sapi-sapinya melanjutkan perjalanan mereka untuk bertemu calon pembeli kurban dengan niat yang lurus hanya mengharap ridho Allah SWT.
____________________________________
Kisah ini terinpirasi ketika menyaksikan penyembelihan hewan kurban. Kebetulan kami sekeluarga berkurban seekor sapi. Dan ketika menyaksikan sapi akan disembelih, kakakapun bilang sapinya sedih ya bu. Saya jawab iya sedih tapi sapipun akan senang karena kita memilih sapi untuk bantu bertemu Allah. Kebetulan kakak sudah mengenal siapa tuhannya. Alhamdulillah semoga niat kami berkurban membuat sapi senang ya Kakak. Nanti malam kita lanjut cerita Nabi Ibrahim dan Ismail ya Kakak.
Dan tak lupa kami sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Iedul Adha 1439 H Semoga kita semua belajar ketaatan kesabaran dan keikhlasan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
#tantangan10hari
#level10
#kuliahbunsayiip
#grabyourimagination